Kini aku menyadari, bahwa orang
yang serius denganku, tentu memperlakukanku dengan baik. Tak akan menyentuhku
sedikitpun, Menjaga kehormatanku. Sampai Allah menghalalkan hubunganku dengan
jodoh terbaik yang sudah dipersiapkan oleh-Nya.
Kini aku tersadar, bahwa sendiri
adalah status terbaik sebelum menikah. Kesucian diri, tulusnya cinta, dan
besarnya pengorbanan, hanya untuk orang yang sudah dihalalkan bagi kita.
Betapa bahagianya, jika sentuhan
pertama serta kesucianku menjadi hadiah terindah bagi pasangan halalku nanti.
Aku ingin diriku adalah hadiah dari Tuhan baginya. Aku tak ingin menyesal,
karena sudah mendzalimi kekasih sejati yang siap menemani seumur hidupku.
Kini aku pun tahu. Bahwa cinta
sejati tak akan pernah memaksa untuk saling terikat. Cinta sejati adalah cinta
yang melahirkan keikhlasan. Ikhlas menerima segala ketentuan, asalkan yang
dicinta bisa meraih bahagia, bahagia dunianya, terlebih akhiratnya. Meski
kebahagiaan itu teraih ketika ia tak bersama kita.
Yang kita khawatirkan seharusnya
bukan saat kita tak bisa hidup bersama orang yang kita cintai. Jauh lebih
mengusik jiwa kita ketika kita makin jauh dari Allah, makin berani melanggar
larangan-Nya, makin berani bermaksiat pada-Nya, makin mudah menganggap dosa
sebagai hal yang biasa.
Marilah kita menjadi hamba yang
makin mendekat pada Yang Kuasa. Kita patuhi perintah-Nya, Kita jauhi
larangan-Nya, kita bermunajat pada-Nya. Semoga Dia berkenan mempertemukan kita
dengan belahan jiwa yang tak hanya bisa bersatu di dunia, terlebih bisa menjadi
teman setia saat kelak di Surga.