Teeeeeet
. . . . . . . . .
Bel pergantian jam pelajaran berbunyi.
Hari ini hari yang cerah. Mendung untuk sementara bersembunyi di balik
matahari. Pelajaran hari ini pun berjalan dengan lancar. Alhamdulillah, materi
yang diberikan bapak ibu guru bisa masuk ke otak.
“Alhamdulillah
... waktu yang sudah ku tunggu-tunggu”. Gumamku sambil meapikan buku.
“Gak
capek tah?”. Shofa bertanya.
“Jangan
tanya. Ya, capek lah ...” Jawabku dengan wajah tersenyum.
“Tapi
kok, kelihatannya kamu gak capek gitu? Sampek alismu bisa senyum gitu?”
Tambahnya.
“Haha
... Ya gak apa-apa. Mungkin karena hari
ini pelajaran bisa aku bawa dengan rasa senang” Ucapku sambil merapikan
seragam.
“Emh
... aku ngantuk. Bangunin aku kalo ibu sudah datang. Kepalaku agak pusing”
Keluhnya sambil menata mukennah yang dia jadikan sebagai bantal.
“Ok!”
Jawabku sambil membuka-buka buku tulis.
Setelah beberapa detik kemudian,
ternyata guru yang kami tunggu belum datang juga. Entah kemana gerangan ibu
guru. Ketua kelas juga tidak ada di kelas. Mungkin, lagi nyari ibu guru.
“Shof!
Shof! Bangun! Bangun!” Teriakku sambil menggoyangkan tubuhnya.
“Apa
Nab? Ada Ibu?” Dengan separuh mata yang terbuka.
“Enggak
ada kok. Hehe. Anu, ikut akut aku yook ke kamar mandi ...” ucapku dengan
senyuman usil sambil memohon.
“Baaa
... !!! ajak yang lain! Kamu itu!” Shofa mengomel. Tapi, raut wajah dan
suaranya lucu sekali.
“Enggak
Fa ... Ayo, aku kebelet ...” Ajakku penuh permohonan
“Yawes,
ayok kah!” Jawab Shofa yang akhirnya mau aku ajak.
Berangkatlah aku dan Shofa menuju
kamar mandi belakang AULA. Shofa dengan kantuk yang masih membekas di matanya,
mengikutiku dari belakang. Karena jalannya yang sangat pelan, aku sempat tak
memperhatikannya. Tanpa kusadari, Shofa masih tertinggal jauh. Aku sudah sampai
di depan kantor, Shofa masih di depan kelas 8D.
“Astaghfirullah
... “ Keluhku sambil melihatnya dari jauh.
“Ayo
Fa !!! ntar aku bisa ngompol” Teriakku.
“Dooo
... Iye rapah! Tunggu dulu, rokku ini sempit” Jawabnya mengomel.
Akhirnya
sampai juga di kamar mandi yang kami tuju. Tapi, banyak siswa yang mengantri.
“Ah
......., gimana Shof .......?” Keluhku.
“Ayo
nyari kamar mandi lain!” Ajaknya.
Petualanganpun dimulai. Dari kamar
mandi yang semula, kami melangkah menuju kamar mandi Musholla. Namun, apa daya.
Ternyata di dalam kamar mandi tidak ada air dan gayungnya. Allahu Akbar. Tapi,
kami belum menyerah. Kami menuju kamar mandi dekat kelas 7E. Tetapi, ternyata
pintunya sudah disegel.
“Huwaaa
....!!! Shofa ...!!! gimana nich? Gak ada kamar mandi lagi. Aku kebelet” ucapku
dengan nada pasrah.
“Doh
ye Allah. Pas dimana kamar mandi yang bener?!” Jawabnya dengan nada mengomel.
“Kita
coba kamar mandi deket kantor yok ...?” Ajakku
“Yeh
ayok ...” Jawab Shofa
Kami melanjutkan petualangan kami yang
tak kunjung menemukan kamar mandi. Setelah kamar mandi terlihat dari jauh, niat
kamipun bubar. Banyak anak cowok di sana. Kami pasrah. Dengan langkah gontai
... aku mengeluh “Aku gak tahan. Kemana lagi Fa? Mungkin ibu sudah ada di
kelas” Sambil memegang perut dan duduk di kursi depan mading.
“Yawes,
ayok ke kelas ...” Shofa juga sudah putus asa.
Kami memutuskan untuk kembali ke kelas
setelah melewati perjalanan panjang. Tidak ada yang berbicara diantara kami.
Tapi, setelah sampai di depan kelas 8C, aku dan Shofa punya pikiran yang sama.
“Kamar mandi deket kelas!!!” Teriak kami berdua. Ah iya-iya bener. Ternyata,
hari ini keadaan kamar mandi tersebut baik-baik saja.
“Alhamdulillah
...” Gumamku. “Tunggu ya Shof ...”
“Ya”
Jawabnya singkat.
Karena
biasanya kamar mandi itu tidak terawat dan aromanya yang luar biasa, kami melewatinya
begitu saja. Tapi, tidak disangka kalau kamar mandinya baik-baik saja.
Petualangan hari ini adalah petualangan yang cukup melelahkan dan menguras energi. Dengan terik matahari yang menusuk. Setelah dari kamar mandi, kami kembali ke kelas. Dan ternyata, guru yang kami tunggu sudah ada di kelas.