“Ittekimasu!”
Seorang pemuda kawaii
berlari-lari kecil keluar dari rumahnya. Pagi ini, dia akan berjalan jalan ke
tempat-tempat wisata atau bangunan yang cukup terkenal di Shizuoka untuk
menghabiskan akhir pekannya.
Arisu Yukkiteru, seorang
anak laki-laki berumur 16 tahun, ia sangat gemar sekali berjalan-jalan ke
tempat-tempat dan bangunan yang indah setiap akhir pekannya. Kebetulan hari ini
hari minggu, itu berarti dia akan pergi ke suatu tempat yang bisa membuatnya
menjadi bersemangat untuk memulai segala aktivitas di hari libur tersebut.
Rencananya, hari ini dia
akan pergi ke Shizuoka Sengen Shrine, yang masih berada di daerah Shizuoka.
Yukki hanya perlu menaiki Tokaido Shinkansen dari Shizuoka Station di dekat
rumahnya.
Sesampainya disana..
Pemandangan kebun teh
yang hijau terhampar luas di depan mata, karena memang mayoritas utama penduduk
Shizuoka adalah berkebun teh. Di sepanjang jalan kecil menuju Shizuoka Sengen
Shrine pun tercium wangi semerbak bunga Hollyhock, yang menjadi simbol dari
kotanya —kota Shizuoka. Sembari menikmati perjalanan yang menyenangkan tersebut
Yukki mendengarkan musik dari Hatsune Miku —yang memiliki tempo cukup nge-beat.
Tiba-tiba..
“Bruk!” Yukki menabrak
seseorang, tubuhnya pun terhempas pelan di atas tanah. “Gomennasai..” ucap
seseorang tersebut pelan. “Hai, daijoubu dakara. Seharusnya aku yang minta
maaf.” kata Yukki sambil membungkukkan badan—meminta maaf juga.
Orang itu pun segera
pergi meninggalkan Yukki. Namun Yukki tidak sempat bertanya apapun —termasuk
namanya, apalagi alamat rumahnya. Tiba tiba Yukki melihat sesuatu, dia pun
mengambilnya. Ternyata itu adalah Kartu Identitas milik seseorang.
Yukki berniat
mengembalikkan Kartu Identitas tersebut, tanpa berpikir panjang lagi dia pun
berlari mengejar seseorang yang tadi bertabrakan dengannya. Karena dia yakin
sekali Kartu Identitas tersebut adalah milik seseorang itu. Namun setelah Yukki
mencarinya, ternyata dia sudah tidak ada —dia menghilang.
Fujikawa, 29 Juli 2000
Hari ini hari Senin.
Yukki menatap gerbang
sekolahnya yang bertuliskan ‘Shizuoka International Senior High School’ dengan
tatapan yang malas. Namun tiba-tiba Yukki melihat seorang perempuan melewati
gerbang tersebut. Yukki merasa pernah melihatnya, tapi dimana? Ah —dia lupa.
Dia pun merogoh saku bajunya dan mengambil Kartu Identitas yang dia temukan di
dekat ShizuokaSengen Shrine kemarin. Dia menatap sesosok wajah yang berada di
Kartu Identitas tersebut. Dan ternyata.. ya itu adalah dia —gadis itu. Yukki
juga melirik nama di Kartu Identitas tersebut..
“Asuka Yuriko. Ah..
kanojo no namaewa Asuka Yuriko-san —nama gadis itu.” gumam Yukki.
Dengan semangat empat
lima, dia mengejar Yuriko untuk mengembalikkan Kartu Identitasnya. Setelah
jarak mereka cukup dekat..
“Onee-san! Matte
kudasai!” pekik Yukki. Yuriko kemudian menghentikan langkahnya dan berbalik
badan. “Ini milikmu, kemarin aku menemukannya di dekat Shizuoka SengenShrine.“
kata Yukki sambil menyerahkan kartunya dengan nafas yang ngos-ngosan. “Ah,
hontou ni? Kalo begitu arigatou gozaimasu. Watashi wa Asuka Yuriko desu..” kata
gadis tersebut sambil mengulurkan tangannya pada Yukki.
“Hai, dou
itteshimashite. Watashi wa Arisu Yukkiteru desu..” ungkap Yukki sambil
bersalaman dengan gadis tersebut.
Yuri berniat mentraktir
Yukki makan atas ucapan terimakasihnya. Yukki pun tak enak hati untuk menolak
tawaran tersebut —bilang aja laper.
Sejak hari itu, mereka
memutuskan untuk bersahabat. Karena, mereka merasa memiliki banyak kesamaan.
Yukki menilai Yuri itu orangnya baik, enak diajak ngobrol, dan kayaknya pinter
—kayaknya. Dan Yuri, menilai Yukki itu ternyata baik juga, nyambung, dan cukup
kawaii —baru nyadar dia.
Hampir setiap hari
mereka menghabiskan waktu bersama. Yukki pun mulai bersemangat setiap kali akan
bersekolah—kemaren kemana aja sih. Yukki merasa telah menemukan keceriaan baru
dalam hidupnya, yaitu seorang wanita yang bernama Asuka Yuriko —cieee.